Sidang Tilang = Sidang Bullshit !!

Selamat sore dek, boleh saya lihat surat-suratnya ?”

*kasihin SIM + STNK*

adek tau kesalahannya ?”

tau pak, ini pacar saya gapake helm”

oke, adek mau tilang atau bayar di tempat ? kalo adek mau tilang, nanti ikut sidang tanggal 18 maret 2016 di pengadilan negeri, terus bayarnya juga lebih mahal. Atau mau titip di saya aja, lebih praktis, cuma saya minta tolong adek jgn bilang keluar yak”

*pura2 mikir*

mmm sidang aja pak, pingin cobain”

oke sidangnya 2 minggu lagi dari sekarang yak” (dengan muka masam si polisi nya bilang kek gitu, kasian deh ga dapet setoran :p)

 

Itu adalah percakapan 2 minggu yg lalu ketika saya kena tilang di perempatan cihampelas (itu loh yg dibawah flyover). Tapi bukan percakapan itu sih intinya, intinya adalah pada saat saya menjalani sidang tilang, 18 Maret 2016 di Pengadilan Negeri …. ya you know lah dimana hehe

Sebagai warga masyarakat yg taat hukum, ya ga taat banget sih wong kena tilang juga -_- pingin ngerasain gimana sih proses sidang tilang itu, soalnya nih ya, kalo kita mensuap polisi kan nanti kena pasal, dan sanksi nya pasti lebih berat dong daripada kesalahan ga pake helm ? berdasar dari asumsi tersebut, yaudah saya memilih sidang daripada nyogok polisi.

pn-plh-03
ya anggep aja ini pengadilan negeri

Nah, saya dateng pas jam 1an, abis jumatan sekalian mau jalan-jalan daripada bosen. Pas masuk banget nih, pas banget, didatengin lah sama calo

dek, pasal berapa ?”

291 ayat 2 pak, penumpang gapake helm”

mau dibantuin ga ? didalem lebih mahal loh, 180 ribu, kalo di saya mah 150 aja hehe”

ah nggak pak makasih, tinggal ambil doang kok” (aslinya mah belom wkwk)

Nah, kenapa bisa calo kasih harga kek gitu ? mungkin bagi pembaca yg pernah kena tilang, coba di cek pasal 291 ayat 2 denda nya berapa, 250 ribu kalo gasalah. Saya pikir, ini bodo nya saya, harga lebih “murah” itu cuma gertakan doang. “ah, paling di ruangan lebih murah, ngeliat di gugel cuma 75 rebu” saya mikir kaya gitu, makanya pede aja sok2an ikut sidang haha. Tapi entah kenapa, di luar ruangan sidang itu sebenernya banyak banget, apa ya, baliho deh kayanya, yg mengatakan kalo lebih baik ikut sidang tilang resmi daripada lewat calo-calo, tapi, kok calo nya malah subur banget ya disana -__-Seorang-calo-sedang-menawarkan-jasanya

dsci0545
bukan saya yg foto, ini nemu di gugel huehuehue

Oke, akhirnya saya masuk ke ruangan sidang tepat jam 2 siang, setelah antri untuk mendapatkan nomor. Nah, disini lah saya mulai berpikiran “ANJ**T, tau gini mending sogok polisi !” (tolong di inget statement saya ini, sebagai kesimpulan akhir nanti).

NypdHBOFeC

Pembaca sekalian mungkin sering nonton pengadilan yg sering di tv kan ? dimana si terdakwa dikenakan sanksi hukum, dan terdakwa bisa memberikan pembelaan ? nah, ketika saya sidang tilang kemarin, TIDAK ADA YANG NAMANYA PEMBELAAN. Entah saya yg terlalu awam tentang tata cara persidangan, atau memang sidang tilang begini sistemnya, saya akan tuliskan apa yang saya lakukan di ruang sidang

  1. duduk nunggu nomer dipanggil
  2. pas nomer urut dipanggil, maju ke depan menghadap hakim
  3. hakim sebutin kita kena denda berapa (IYA, LANGSUNG NYEBUT NOMINAL)
  4. bayar
  5. udah beres, pulang dengan perasaan gondok bin kampret

Dan kalian tahu, berapa yang harus saya bayar untuk sanksi pasal 291 ayat 2 ? Rp. 190.000 dengan tambahan Rp. 1.000 untuk biaya perkara, total Rp. 191.000 ! sangat berbeda jauh dengan harga yang ditawarkan calo di depan, dan pak polisi yg menggoda iman saya untuk menyogok dia !

Dikutip dari website Pengadilan Negeri Kudus, ini adalah skema pengadilan tilang :

  • Sidang dipimpin oleh hakim tunggal dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum tanpa dihadiri Jaksa ;
  • Terdakwa dipanggil masuk satu persatu, lalu diperiksa identitasnya;
  • Beritahukan / Jelaskan perbuatan pidana yang didakwakan kepada terdakwa  dan pasal undang- undang yang dilanggarnya (dapat dilihat dari bunyi surat pengantar pelimpahan perkara Penyidik maupun dalam lembar surat tilang);
  • Hakim setelah menanyakan pelanggaran apa yang dilakukan terdakwa lalu mencocokkan dan memperlihatkan barang bukti ( berupa SIM, STNK atau ranmor) kepada pelanggar ;
  • Sesudah selesai, hakim memberitahukan ancaman pidana atas tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa; ( hal ini dilakukan karena tidak ada acara tuntutan/Requisitoir dari jaksa Penuntut Umum)
  • Hakim harus memberi kesempatan bagi terdakwa untuk mengajukan pembelaan (atau permohonan) sebelum menjatuhkan putusan;
  • Selanjutnya hakim  menjatuhkan putusannya berupa  pidana denda atau kurungan yang besarnya ditetapkan pada hari sidang  hari itu juga.
    Jika dihukum denda , maka harus dibayar seketika itu juga disertai pembayaran biaya perkara yang langsung dapat diterima oleh petugas yang mewakili kejaksaan sebagai eksekutor. Karena sesuai dengan Pasal 1 butir 6, Pasal 215, dan 270 KUHAP, pelaksanaan putusan dilaksanakan oleh Jaksa;

    • Pengembalian barang bukti dalam sidang acara cepat dapat dilakukan dalam sidang oleh hakim seketika setelah diucapkan putusan setelah pidana denda dan ongkos perkara dilunasi/dibayar.
    • Semua denda maupun ongkos perkara yang telah diputuskan oleh Hakim seluruhnya wajib segera disetorkan ke kas Negara oleh Kejaksaan selaku eksekutor.

Lihat tulisan yang saya beri warna merah ? HAL TERSEBUT TIDAK TERJADI KETIKA SAYA SIDANG TILANG !

Itu adalah foto yg pacar saya ambil (kebetulan dia ikut, penasaran juga soalnya) ketika lagi sidang. Kebetulan dia juga ngerti hukum, terus dia ngomel “lah sidang apaan, ga ada pembelaan, bukan sidang ini mah, cuma panggil terus bayar, mending calo sekalian“.

Jadi, apa saya yang bodoh ? atau memang pengadilan yang saya ikuti, cacat ??

Kalau seperti ini sistem nya, pantas saja lebih banyak orang yg suap polisi, kasih uang rokok 50 rebu beres, daripada ikut sidang tilang yg akhirnya sama-sama dipalak, saya beri istilah “PALAK RESMI”.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah :

  1. daripada coba-coba melanggar aturan lalu lintas, mending sekalian jangan deh, serius, gondok sendiri tar ente
  2. ini jangan ditiru, cuma pemikiran orang yg lagi emosi, mending sogok polisi, 50 rebu cuma dia doang yg pake, daripada PALAK RESMI hayo
  3. saya sebenernya GA PEDULI mau bayar berapa sanksi sidang, 1 juta juga ayo, tapi CARA SIDANG nya itu yg bikin saya gedeg bin kampret, dan akhirnya naik cetak lah tulisan ini

Terima Kasih.

Lebih Baik Suap Polisi, daripada DIPALAK SECARA RESMI”

(Tiger Merah)

 

P.S. : kutipan mengenai sidang tilang bisa anda cek di http://www.pn-kudus.go.id/index.php/sidang-tilang, dan jika anda pembaca, yang merasa mengerti tentang hukum, dan tidak terima akan tulisan saya, saya akan menerima anda, kapanpun silahkan hubungi saya, terima kasih.

3 thoughts on “Sidang Tilang = Sidang Bullshit !!

  1. pengalaman saya ikut sidang tilang di kabupaten sukabumi di pelabuhan ratu, ada sesi pembelaan tp g ngaruh sama dendanya, haa.. ada beberapa jg yg dpt keringanan klo dendanya udah gede bgt.. tp klo dr saya sndri klo di nilai dari segi nominal lebih mnguntungkan bayar sidang d tempat ke polisi :v ongkos buat jalan ksna abis kurleb 150rb bayar denda 130rb = 280, klo sidang d tempat paling 50-100, wkwk..

    Like

    1. yaa sebenernya saya juga tidak menyarankan buat nyogok sih bro, tapi ya gimana, ikut sidang pun rasanya malah kaya nyogok lebih besar. Tapi meskipun gitu, pengalaman sih biar lebih taat lagi sama aturan lalu lintas 🙂

      Like

Leave a comment